Rabu, 25 Januari 2017

Terimakasih Karena Telah Kembali

      Setelah hampir 2 tahun blog ini dibiarkan tak tersentuh, akhirnya, hari ini, aku putuskan untuk kembali menyentuhnya (hahaha)

      Blog ini sempat aku diamkan untuk waktu yang cukup lama karena sebuah alasan yang sudah tak perlu dan tak penting lagi aku jelaskan, dan kini, aku kembali pun karena sebuah alasan. Oh tentu, alasannya berbeda, kali ini kamu adalah alasanku kembali, karena kamu juga telah kembali.


      Kamu, yang sudah hampir 5 tahun kukenal, kamu yang tak pernah hilang sedikitpun dari ingatanku, kamu yang nama dan kenangannya masih kusimpan rapi di dalam hati. Aku pun heran, mengapa aku tak bisa menghilangkan kamu sedikitpun dari ingatanku? Apa yang membuatmu begitu istimewa sehingga dia pun tak mampu menghapus namamu dihatiku? Sempat aku mencoba menggantinya dengan nama yang lain. Dia, yang keluarganya sempat mengunjungi keluargaku di kampung halamanku, dia yang ibunya sempat menyematkan ikatan di jariku, namun, sang Maha Kuasa berkehendak lain. Sungguh, jodoh kita hanya Dia yang maha tahu. Kegagalanku saat itu tak membuatku menyesal mengenal dia dan keluarganya, aku senang bisa mengenal mereka. Keluarganya baik, diapun baik sebenarnya ((((sebenarnya)))) Yaa aku juga mendapatkan banyak pelajaran berharga dari kegagalanku itu.


      Berawal dari tatap (mimpi)... Indah senyummu memikat... Memikat hatiku yang hampa lara...

Bukan... itu bukan curahan hati, itu lagu Yura Yunita-Berawal Dari Tatap, kok hehe..
Berawal dari mimpi...
Entah apa yang aku fikirkan, tiba-tiba saja dia yang tak pernah kusapa hampir beberapa tahun kemarin, tiba-tiba muncul dalam mimpiku. Tidak hanya sekali, sudah beberapa kali terakhir dia muncul. Aku penasaran dengan mimpiku itu, kucoba menanyakan kepada temannya, namun temannya menyarankanku untuk menanyakan langsung kepadanya. Ah sebegitu penasarankah aku sampai harus kutanyakn mimpi yang sekedar bunga tidur itu kepadanya? Ternyata memang aku sangat penasaran, akhirnya kutanyakan isi dalam mimpiku itu kepadanya yang inti dari mimpiku itu adalah "Pasangan Hidup." Dari situlah kami kembali berkomunikasi lagi. Sampai pada obrolan yang sedikit membuatku bingung menjawabnya. Ya awalnya aku yang memulai menanyakan tentang pasangan itu kepadanya, dan dia pun sebaliknya. Tanpa kuduga, dia langsung meminta nomor ponsel ayahku. Awalnya kupikir dia hanya bercanda, dan ternyata benar. Setelah kuberikan nomor ponsel ayahku, tak berapa lama dia menelepon ayahku. Entah apa yang mereka bicarakan, aku tak tahu. Ayahku hanya menyebutkan poinnya, bahwa dia ingin menjalani hubungan yang serius denganku. Disitu aku merasa kagum dengannya. Sedikit tak percaya, dia orang pertama yang memintaku langsung kepada ayahku. Ya, dan ayahku pun menyerahkan semua keputusan kepadaku, karena aku yang akan menjalani nantinya.

      Hari demi hari berlalu, aku masih berkomunikasi baik dengannya. Hingga pada suatu hari saat aku sedang duduk dihadapannya, dia kembali menanyakan tentang keputusanku. Dia begitu mengharapkan jawaban dariku. Aku bingung. Kupikir lagi, ya memang dia masih belum bisa benar-benar tergantikan. Akhirnya, aku meyakinkan diriku sendiri untuk kembali menjalin sebuah komitmen dengannya. Berbeda dengan kami yang dulu, kami yang masih sama-sama duduk di bangku kuliah. Kini kami sudah sama-sama dewasa, bukan saatnya lagi main-main, bukan saatnya lagi mencari yang sempurna. Karena, semakin kita mencari orang yang sempurna, semakin kita akan kehilangan orang-orang yang terbaik.


     Kini, aku yakin. Dengannya, aku bisa menjadi diriku sendiri. Tak perlu aku berubah menjadi orang lain. Tak perlu aku menyiksa diriku sendiri setiap saat. Karena, hanya tawa dan kebahagiaan yang dia berikan kepadaku setiap hari. Ya, ini memang baru awal dari kisah kami. Kami belum merasakan yang namanya kehidupan yang sesungguhnya, tapi dengan dia, aku merasa kehidupan kami akan asik nantinya. Bukan berarti tidak akan ada masalah atau apapun, karena kami masih manusia yang pastinya bisa melakukan kesalahan. Tapi paling tidak, dia bisa memperkecil kemungkinan masalah itu datang. Kedewasaan dan kesabarannya yang membuatku semakin yakin padanya. Darinya, akupun banyak belajar kesabaran.


      Dahulu, saat aku masih sangat menginginkannya kembali, bahkan sampai bertahun-tahun aku menunggu, tak sedikit teman-temanku yang hampir bosan menasihatiku untuk mencari penggantimu. Sudah kucoba beberapa kali, namun hasilnya? Aku melukai mereka dengan alasan, aku tak bisa melupakanmu. Oh, maafkan aku. Maafkan atas segala kesalahanku.

Mungkin hampir setiap saat aku berdoa kepada Allah, agar Dia mengembalikanmu kepadaku. Kupikir, usahaku hanya akan sia-sia saja. Hingga aku tersadar, ternyata, doaku Dia jawab saat ini. Kamu kembali pada saat dan waktu yang tak pernah aku duga. Terimakasih Yaa Allah. Engkau telah menjawab doaku. Terimakasih karena sudah mengembalikan dia kepadaku.

     Untukmu, yang telah hadir kembali di dalam hidupku, terima kasih. Terima kasih karena telah kembali. Jangan pergi untuk yang kedua kalinya.