Minggu, 30 Maret 2014

Surat Untuk Mantan

Dear..... Yang namanya masih tersimpan rapih di dalam sini *tunjuk hati*

     Haii, kamu apa kabar? Kuharap selalu baik ya. Surat ini kutulis untuk kamu, mantan terindah si penguasa hati. Tak banyak yang ingin kuceritakan kan dari tulisan ini. Hanya sedikit mengingatkanmu, tentang 2 tahun yang lalu. Saat kita masih bersama dalam satu ikatan yang mereka sebut "pacaran". Kau berjanji untuk selalu berada disampingku, hingga entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja kau mengacuhkan ku tanpa sebab dan berakibat hilangnya kesabaranku menunggu kepastian darimu.
Kau ingat apa yang kau katakan kepadaku saat itu? Saat aku bilang "baiknya kita akhiri hubungan ini?". Jawabanmu masih kuingat jelas, begini kira-kira "yasudah, kalau itu yang kamu mau". Singkat, padat, dan jelas. Iya, sangat jelas menyayat hati. Dan kamu tau pasti, kalau sebenarnya saat itu aku terbawa emosi. Kamu tidak sedikitpun menahan ku, atau melakukan apapun untuk mempertahankan hubungan kita. Bukan itu yang aku mau, bukan.. bukan perpisahan. Aku ingin terus bersamamu. Hingga akhirnya aku tersadar, itu kesalahan terbesarku. Mengakhiri hubungan kita. Aku penasaran mengapa sifatmu berubah saat itu. Tiba-tiba saja mengacuhkanku. Kau tak memberiku penjelasan apapun. Temanmu yang memberitahuku, ternyata kamu tidak suka sifat berlebihanku yang selalu ingin tau aktifitasmu, selalu sibuk mencarimu. Tapi aku pacarmu, salah aku begitu? Ya, mungkin memang aku salah, buktinya kau mengacuhkan ku. Harusnya saat itu kau bilang "aku tidak suka kamu begini, begitu, bla.. bla.. bla..." Aku pasti akan merubahya. Tapi sekarang sudah terlambat, kan?

     Kamu tau seberapa melekatnya kamu di pikiranku? Coba hitung ada berapa jam dalam 1 hari, ada berapa minggu dalam satu bulan. Hitung saja. 2 tahun terakhir ini, masih kamu yang menguasai fikiran ku. Entah sihir apa yang kamu buat, hingga tak mampu di tembus kenangan lain yang ingin memasuki fikiranku. Mungkin aku terlalu naif untuk menyembunyikan perasaan ini darimu. Aku rasa, kamu tau apa yang aku rasakan. Hanya saja kamu pemikir hebat. Butuh waktu yang tak sebentar untuk meyakinkanmu, bahwa aku masih disini setia menunggu mu. Mungkin bagimu, 2 tahun itu sebentar, dan aku harus meyakinkanmu hingga 3 sampai 4 tahun lagi. Begitu inginmu? Baiklah.... semampuku, bertahan menunggu kepastian yang mungkin semu ini. Mungkin saja penantianku ini tak akan berujung, namun aku tak akan menyerah. Agar kau tau, betapa berartinya kamu untukku. Semoga saja kamu paham.

     Kamu ingat kapan pertama kali kamu mengucapkan kata sayang kepadaku? Ahh, pasti sudah lupa, aku yakin..
Ku ingatkan. April, tepatnya tanggal 15 menuju tanggal 16. Pukul 23.45 kamu menelponku, untuk mengutarakan perasaanmu kepadaku. Saat itu sebenarnya aku bingung harus menjawab apa. Tapi hatiku sudah menyambutmu dari awal kita berkenalan. Akhirnya kuputuskan untuk menerimamu.
Dan akhirnya, kita resmi berpacaran tepat pada tanggal 16. Pergi bersama, menyandarkan kepala di bahumu, menghabiskan waktu berdua denganmu saat itu, adalah hal yang sangat berharga bagiku. Karna tak banyak waktu yang bisa kita habiskan berdua. Mungkin hanya seminggu sekali atau seminggu 2 kali. Ya, kamu tau betul keadaanku disini.
Aku tinggal bersama om dan tanteku, mereka tak akan mengizinkanku pergi terlalu lama, apalagi dihari kerja, senin sampai jum'at. Untuk bertemu kamu pun, aku harus mencari seribu alasan. Mengerjakan tugas kelompok dirumah teman lah, ada penelitian di tempat yang jauh lah. Apapun aku cari alasan hanya untuk bisa menghabiskan akhir pekan ku bersamamu.
Kupikir, semua yang kulakukan itu akan berjalan lama, paling tidak sampai 2 atau 3 tahun lah. Tapi, apalah daya, kuasa Tuhan memang tak dapat di tolak. Tak sampai satu tahun, kita berpisah.

     Aku masih heran, mengapa sampai saat ini, kau tak juga temukan penggantiku. Apa mungkin, kamu juga masih mengharapkanku? Ah, tapi tak pernah kudengar kau ingin kembali kepadaku. Yang ada selalu aku yang memintamu kembali, dan jawabanmu? "aku belum mau pacaran buat sekarang". Ya, alasannya sih bisa di terima. Dan kesendirianmu itulah yang menuntun ku menunggumu hingga detik ini. Mungkin jika suatu saat nanti, kau datang, dan bilang kepadaku, jika kau sudah temukan penggantiku. Saat itu juga, akan ku hilangkan rasaku untukmu.
Kamu mau tau? Ada berapa banyak nasihat temanku dan orang-orang terdekatku yang menyuruhku melupakanmu? Banyak, aku sampai bosan mendengar mereka menasihatiku. Tapi mereka tak pernah bosan. Tiap kali aku bercerita tentangmu, selalu saja mereka bersorak "move on kaliiiiii, cowo banyak!!" . Siapa bilang cowo cuma 1, siapa bilang cowo cuma kamu? Memang, cowo banyak, tapi kamu ya cuma satu. Iya kan?

     Dua hari lagi, aku sudah siapkan sesuatu loh untuk kamu. Semoga saja nanti saat hari itu tiba. Rencanaku tak sia-sia. Semua sudah ku persiapkan. Hari rabu besok, tepatnya tanggal 02 April 2014 adalah hari kelahiranmu. Iya, aku sudah menyiapkan sesuatu untuk kamu dari bulan lalu. Sesuatu yang tidak seberapa sih. Tapi aku berharap kamu akan menyukainya. Dan aku tak berharap kamu mengatakan hal seperti ini "apaan sih? kurang kerjaan banget buat gituan". Dan kalau sampai itu terucap dari mulutmu, aku tak segan-segan melemparmu dengan telur dan tepung terigu yang sudah kusediakan dalam tas cantikku :)
Sudah, sekian surat ku untuk kamu, wahai mantan terindah.
Teruntuk, sang mantan, dan yang terkhusus tulisan ini diikutsertakan untuk lomba #suratuntukruth novel kak Bernard Batubara. Dan jika tulisanku ini terpilih, ini akan menjadi persembahan istimewa untuk sang mantan :)

Rabu, 12 Maret 2014

Buku

Heyhoooo, whats up yooo.
Hapasih..

Cinta...... Yak, kayanya gak akan pernah ada abisnya kalo cerita tentang cinta ya guys. Kalian pernah ngga sih, punya mantan pacar yang sampe lamaaaaaaa bangetttt baru bisa di lupain, atau malah gak bisa dilupain sampe sekarang atau malah balikan lagi terus berujung di pelaminan? Atau malah berakhir di "datang ke pelaminan mantan"? Ah itu pasti sakit banget yekan?
Boleh di share yuks haha.

   Mau cerita apa ya malem ini? Oh iyaa...
Cerita ini aja nih, tentang Rama...... RAMA LAGIIIIII??? *terdengar sorakan dari toak masjid* *masalah? biarin! cinta sih, weeeek*

     Jadi, ini nih kejadiannya baru banget masih angettttt kaya baru di angkat dari oven, eh itu panas ya? Baiklah, panas banget.
Beberapa menit yang lalu, aku pulang dari tempat kerja. Terlihat motor Rama terparkir di depan rumah Rio, tepat di samping rumah ku. Dag dig dug duarrrrrr... Seperti biasa, langsung deg degan kaya mau ketemu ehmmm pacar *ehhh . Sesampainya di rumah, ku parkirkan motor ku. Lalu tiba-tiba si Bogel, teman dekat Rama memanggilku untuk mengembalikan buku yang Rama pinjam beberapa hari yang lalu. "Nong, nih buku lo" ucap Bogel. Ku pikir, Rama sendiri yang akan mengembalikan buku itu, hmmm yasudahlah, mungkin dia lelah.
Akhirnya ku ambil buku itu dari Bogel, lalu masuk ke dalam rumah. Ku letakkan tas, lalu ku buka handphone ku. Ada BBM masuk, dari siapa? hayooo tebak? :D Yaaa dari Ramaaa laaaaah, siapa lagi *bangga dikit* . "Makasih ya bukunya" kata Rama. "Iya sama-sama. Kapan mau belajar lagi?". Balasku. Menunggu dan terus menunggu balasan dari Rama. Tapi itu tanda 'D' ngga berubah-berubah juga jadi 'R' errrrrrrrrr~ bikin emosi deh!
     Criiing~ Keluar ide buat curhat di blog, etapi pulsa modem abis. Akhirnya ke konter dulu beli pulsa. Karna lokasi konter yang tak seberapa jauh, kuputuskan untuk menggunakan sepeda. Sengaja banget lewat depan rumah Rio, sambil menyelam minum air. Dan, Rama pun terlihat sedang duduk dan berbincang dengan Bogel dan Dito. Sambil memegang handphone nya. Sambil mengendarai sepeda, aku berfikir. Itu handphone di pegang, tapi BBM ngga di read juga. #Now Playing D'Masive-Apa salahkuuuuuu .
Wah kebiasaan si Rama kalo di BBM di diemin doang, ntar tau-tau besok pagi udah di read terus ngga di reply, sakit!!!!!!
Yausudah lah yaaa, bukan salah Rama juga kalau dia tak membalas BBM ku. Itu kan hak nya. Akhirnya kuputuskan untuk curhat di sini. Sukur-sukur ada yang mau baca, sukur-sukur lagi Rama baca. Ah jangan mimpi deh, Rama itu manusia yang tingkat kepekaannya rendah :(

Sudah, sudah. Cukup sekian dan terimakasih :* (kecup atu-atu)

Selasa, 11 Maret 2014

Mimpi.....

    Mimpi, kata orang mimpi itu hanya bunga tidur. Tapi ada juga yang bilang, kalo mimpi sesuatu yang akan terjadi nanti, bisa juga berbanding terbalik dari apa yang ada di mimpi kita, dengan apa yang akan terjadi sebenarnya.
Well, semalem aku bermimpi tentang Rama (lagi) entah untuk yang keberapa kalinya. Iya, Rama yang sudah aku ceritakan panjang lebar di postingan sebelumnya. And you know what? Mimpi itu tentang apa? "Rama meninggal". Jreeeng~ *Now Playing-Lingsir wengi

    Entah apa yang aku pikirkan tadi malam, tiba-tiba saja mimpi buruk itu datang.
Aku bermimpi, Rama meninggal dunia...... NOOOOOO!!!!!!
Apa-apaan iniiiiii? Terasa seperti sangat nyata
Ceritanya....
Di dalam mimpi itu, beberapa hari sebelumnya, aku menanyakan buku cetak bahasa inggris yang dia pinjam dariku, dan tiba pada hari dimana Rama akan bertemu denganku untuk mengembalikkan buku itu. Mengapa tiba-tiba ada kabar Rama meninggal, lalu aku datang ke pemakamannya.
Badanku terasa lemah tak bisa ku gerakkan, semua terasa gelap, aku tak bisa menerima semua nya. Mimpi itu tak dapat ku terima sama sekali. Tiba-tiba aku terbangun, terasa air mataku menetes jatuh ke pipi. Ku tarik nafas dalam-dalam, semoga itu bukan pertanda buruk untuk Rama.

   Lalu, aku menceritakan tentang mimpiku itu kepada temanku. Kata nya, mimpi itu adalah wujud perasaan kita, dengan ekspresi yang di dramatisir atau di lebihkan. Karna di mimpi itu aku merasa sangat sedih di tinggalkan oleh Rama. Jadi, bisa disimpulkan kalau aku sangat takut kehilangan Rama. Ya, mungkin benar, aku akan sangat lemah saat melihatnya pergi dengan wanita lain.

Tuhan, lindungi dia selalu, dimanapun dia berada. Jangan biarkan hal buruk apapun terjadi kepada Rama. Aamiin..
 
I love you more than yesterday, Ram ..

Now Playing : Demi Lovato-SkyScraper

Jadi Ibu guru

*Triiingggg*
Ceritanya bunyi BBM masuk, "Yummm" si Rama tiba-tiba BBM. Itu hal yang sangat jarang terjadi, dia BBM duluan.

Me     : Iya, kenapa Ram?
Rama : Ajarin gue bahasa inggris dong, gue gak ngerti nih.
Me     : Boleh, mau belajar dari mana?
Rama : Ya dari dasar aja lah, gue oon banget bahasa inggrisnya.
Me     : Lo sih dulu sekolah pas pelajaran bahasa inggris kabur mulu.
Rama : Iyanih, makanya lo ajarin gue dong.
Me     : Yaudah, kapan mau mulai belajarnya?
Rama : Ya terserah lo, kan lo gurunya.
Me     : Yaudah, minggu aja ya. Gue libur kerja minggu doang.
Rama : Yaudah .

Aku langsung berguling-guling di atas kasur kegirangan, ini kesempatan langka bisa dekat-dekat dengan Rama lagi, fikirku.
Sabtu malam, atau malam minggu. Aku mencoba memastikan kepada Rama, apakah hari minggu besok dia jadi memintaku mengajarinya bahas inggris. Dan Rama berkata, iya, jadi.
Hari minggu pun tiba jreeeeengggg....
Seperti biasa, saat membuat janji dengan Rama. Aku harus pintar-pintar melihat situasi, dan bekerja ekstra. Ya, karna Rama ini selalu (mungkin) lupa kalau punya janji dengan ku. Tahan-tahan deh kalau udah buat janji sama dia. Hal yang paling sering dia lakuin kalo udah bikin janji itu pasti "Over Sleep" atau ketiduran, atau kelebihan tidur, atau apalah. Ngga mau tinggal diam, aku paksa teman Rama (sebut saja Bogel) untuk mengantarku kerumah Rama.
Si Bogel ini memang teman dekat nya Rama. Dia juga kayanya usaha banget nyatuin aku sama Rama lagi. Gak jarang dia ngomporin atau apapun yang buat aku makin semangat nungguin Rama dan berfikir itu nyata.

Bogel  : Nong, lo jadi ngajarin temen gue bahasa inggris gak?
Si bogel tiba-tiba BBM.
Me      : Ya jadilah, tapi Rama aja gak BBM lagi ke gue. Mau ngajarin dimana gue?
Bogel  : Ya lo kerumahnya lah
Me      : Ah gue kan cewe, malu lah, masa gue nyamperin dia. Dia aja ga BBM gue lagi, gue BBM gak di read juga.
Bogel  : Semalem itu Rama bilang ke gue kalo lo mau ngajarin dia bahasa inggris, suruh dateng ke rumahnya aja. Gue sama Rama pulang pagi dari Rumah Rio. Jadi dia pasti masih tidur jam segini.
Me      : Yakin lo? Lo kan tukang ngibul.
Bogel  : Iya nong beneran. Kalo ngga percaya yaudah, lo ngga mau ngajarin temen gue berarti.
Me      : Yaudah, tapi lo anterin gue ya kesana? HAHAHA
Bogel  : Lo mah kebiasaan, minta anterin mulu. Berani bayar gue berapa?
Me      : Ah lo mah gitu sama gue! Tau ah.
Bogel  : Iya.. iyaa gue anterin. Buat temen gue, apasih yang ngga.
Me      : Nah gitu dong.

Akhirnya, bogel pun menemaniku pergi kerumah Rama. Dan benar saja, sesampainya disana, Rama masih tidur zzzzzzz. Hal yang paling membuatku hilang mood seketika, kalo kerumah Rama, dia masih tidur, bangun tidur kaya orang gak punya dosa.
Bogel hanya mengantarku, lalu dia meninggalkan aku berdua dengan Rama. "Ram, bangun, Itu loh ada temennya. Kok malah tidur aja" ucap Ibu Rama. FYI (For Your Information) Ibu nya Rama ini ramah dan baik hati loh, aaah jadi pengen di bawa pulang *eeh . "Iyaa si Bu" jawab Rama. Aku hanya berdiri di samping kamar Rama, lalu Ibunya mempersilahkan aku duduk, dan memberikan sebotol minuman dingin. "Duduk mbak, ini minumnya" kata si Ibu. "Oh, iya bu. Makasih" jawabku.

5 menit berlalu, Rama masih saja di dalam kamar, memeluk erat bantal dan gulingnya. Andaiiiiiiii, aku ada di posisi bantal guling itu..... EMAAP -___-
Akhirnya Rama bangun, melihatku, seperti tak punya masalah apapun. Seperti tak punya janji apapun denganku. Dia beranjak menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya.
Selesai dari kamar mandi, dia membakar rokonya, lalu menghisapnya.
"Mau ngajarin apa?" ucap Rama. Seperti biasa, saat bertemu Rama, aku selalu kehabisan kata-kata. Aku hanya terdiam. "Di tanya diem aja, kaya orang bisu" ucap Rama lagi. Tak ingin membuat nya marah atau jenuh dan tiba-tiba memilih untuk tidur lagi, jadi aku putuskan untuk bertindak.
Aku mengeluarkan buku cetak bahasa inggris. Dan memberikannya pada Rama. "Nih" .
Lalu Rama mengambil nya dan membukanya. Akhirnya, aktifitas belajar mengajar pun terjadi.
"Ah tuhkan, puyeng gue kalo belajar bahasa inggris, mau belajar bahasa mandarin sama jepang aja deh gue" ucap nya.
"Ah lo mah gitu, gak semangat mau belajar" balasku. "Gue si semangat, tapi gue itu susah kalo disuruh ngapalin, apalagi bahasa inggris. Mending gue ngitung deh" jawabnya.
Tak mau kehabisan akal, aku memberikan video tentang present tense, hasilnya pun nihil.... "Gimana? Ngerti? Ngga deh nih pasti?" tanyaku. "Puyeng ah, ga ngerti" jawabnya.
Duuuuuh ngelus dada banget kalo ngadepin Rama ini, fikirku.
"Lo bete ya?" tanya Rama. "Iya!" jawabku sinis. "Bete kenapa?" tanya nya lagi. "Abisnya, lo gitu di ajarin malah gak semangat gitu" jawabku. Rama hanya tersenyum. "Nanti gue pinjem buku ini deh, gue foto copy buat belajar sendiri" ucap Rama. Lalu perlahan aku memberikan penjelasan kepada Rama, dan memberikan soal-soal pendek, Rama pun sedikit paham.
Dan setelah itu, kami menghabiskan waktu beberapa jam untuk tanya jawab, dan membolak-balik buku dan kamus yang ada di hadapan kami.

     Dewi, adik Rama yang duduk di kelas 3 SMA pun datang bergabung dengan ku dan Rama. "Mbak ngajar bahasa inggris dimana?" tanya nya. "Di tempat kursus bahasa inggris IEC ( Intensive English Course)" jawabku. "Oh disitu, aku juga pernah kursus bahasa inggris tuh di PEC, tapi keluar, bosen abisnya gak ada peningkatan. Susah belajar bahasa inggris, gak ngerti" ucapnya. "Oh gitu" balasku.
Tiba-tiba si bogel datang lalu berkata kepada Dewi "yaudah wi, tuh minta ajarin dia sekalian, mumpung disini" . Bogel lagi-lagi menjadi kompor yang memanaskan menghangatkan suasana.

    Beberapa jam telah berlalu, aku seperti obat nyamuk yang menghalangi nyamuk mengganggu obrolan mereka. Aku menjadi pendengar setia obrolan mereka bertiga, Rama, Bogel dan Dewi.
Jam menunjukkan pukul 5 sore, aku pun memutuskan untuk pulang kerumah. Berpamitan kepada calon mertua kedua orangtua Rama. "Makasih ya" ucap Rama dengan muka datar, tanpa senyum, tapi penuh makna *eaaaaa ngarep.
The End~