Selasa, 01 April 2014

Kejutan yang tidak mengejutkan

Bingung mau kasih judul apa postingan ini.

     Ya, sekarang itu tanggal 02 April. Ulang tahun si Rama. Sudah ku persiapkan segala sesuatu untuk memberikannya kejutan. Membuat stop motion, memesan kue ulang tahun. Hingga memaksa teman Rama, si Bogel untuk menemaniku kerumah Rama.
Sengaja saat pergantian tanggal dari 01 ke 02 semalam aku tidak mengucapkan selamat ulang tahun kepada Rama melalui bbm maupun telepon, karna aku ingin memberikannya kejutan pagi ini.
Tepat pukul 08.00 pagi, aku pergi ke toko kue untuk mengambil kue pesanan ku, yang sejak 5 hari lalu telah ku pesan untuk hari ini. Setelah kue kuambil, kucoba menghubungi si Bogel untuk bersiap menuju rumah Rama. Tiba-tiba saja Bogel memberitahuku jika Rama tidak ada dirumah, Bogel bilang kemungkinan Rama sudah pergi dari tadi pagi. Emosi saja aku mendengarnya. Tetapi, aku adalah orang yang cukup nekat, tetap saja kupaksa Bogel mengantarku kerumah Rama. Karna firasatku mengatakan, dia ada dirumahnya.

     08.30 aku berada tepat di depan rumah Bogel, dia keluar rumah lalu berkata "mau ngapain? Rama pergi, mau ngurus BPJS semalem dia bilang ke gue" ucap Bogel. "Ah bodo, pokoknya liat dulu kerumahnya sekarang, ayok!" paksaku. Akhirnya Bogel mengiyakan ajakanku. Tibalah kami dirumah Rama. Bogel masuk dan bertanya kepada Ibunya Rama, apakah Rama ada di rumah. Benar saja firasatku. Rama ada, dan sedang tertidur nyenyak. Langsung saja aku dan Bogel bergegas menuju kamarnya, kunyalakan lilin yang telah ku tancap di atas kue. Bogel masuk duluan ke kamarnya, sementara aku masih gemetaran di samping kamarnya. Kupaksakan langkah kaki ku memasuki kamarnya.
Dengan nada gugup dan hampir tak bisa berkata apapun, ku berikan kue yang ada di tanganku kepada Rama, dan menyuruhnya meniup lilin yang sudah hampir melelehkan coklat di lapisan kue ulang tahun nya.
"Ini tiup buruan" ucapku. "Ih, ngapain si bawain kue segala" ucap Rama. Akhirnya dia meniup lilin itu. Dengan muka yang selalu membuatku tak bisa berkata apapun saat di dekatnya. Muka itu, muka datar seperti tak terjadi apapun disitu. "SABAAAAARRRRR" ucapku dalam hati keras-keras.

     "Udah itu makan kue nya" ucap Rama. "Kan kue nya buat lo, masa gue yang makan" ucapku. "Ya lo juga makan lah, mau di suapin?" ucapnya lagi. Aku hanya terdiam, seperti biasa, saat di dekatnya, tak banyak kata yang bisa aku ucap. Seperti ada magnet yang mengunci mulutku. Bogel mengambilkan piring kecil untuk meletakkan potongan kue itu. "Nih makan kue nya" ucap Rama. "Lo juga makan lah, masa gue doang" ucapku. "Gue mah nanti makannya, pake nasi, nasi nya aja belum di masak sama nyokap gue" ucapnya sambil bercanda.
Keadaan sedikit mencair. Tapi tidak banyak, hanya sedikit. Ku keluarkan notebook ku dari dalam tas, ku perlihatkan video stop motion yang sudah kupersiapkan dan kubuat jauh-jauh hari. "Nih coba di liat" ucapku. "Wih, siapa nih yang buat?" ucap Rama. Kesal kujawab dalam hati "setan kali yang buat, tau-tau ada di notebook gue". Tiba-tiba Bogel berkata "ya dia lah buat sendiri, usaha buat lo". Dengar ucapan Bogel yang sedikit mengangkat namaku, aku merasa senang.
"Wah makasih-makasih" ucap Rama. Video itu susah payah aku buat khusus untuk hari ini, tapi apa yang dia lakukan? Hanya melihatnya sekilas, setelah itu dia biarkan vodeo itu berjalan tanpa ada perhatian darinya. Apalah artinya berhari-hari kuhabiskan waktu dan tenagaku untuk membuatnya, nyatanya dia hanya sekilas melihat. Mungkin jika aku tanya, apa isi dan makna video itu, dia tidak akan tau. Hampir menetes air mataku, ku coba menahannya, aku harus tetap terlihat tegar dan kuat. Aku tak mau lagi terlihat lemah dimatanya.

      Video dan kue yang telah kupersiapkan jauh-jauh hari itu, sepertinya masih belum bisa membuat ku berarti dimata Rama. Sepertinya usahaku ini biasa saja. Tak terlihat sedikitpun kebahagiaan yang kulihat dari matanya. Hanya senyuman pelit yang ia berikan di depan mataku. Ingin rasanya aku segera pulang saat itu juga. Lama kami hanya saling berdiam di dalam kamar Rama. Mungkin hanya sesekali Rama dan Bogel membuka obrolan.
Jam menunjukkan pukul 10.00 . Kuputuskan untuk pulang, sebelum air mataku tak tertahan dan segera menetes. Aku berpamitan kepada Rama, dan Ibunya.
"Terimakasih, ya" ucap Rama. "Iya" ucapku sambil kulemparkan senyum termanis ku di depannya, mengisyaratkan aku sedang baik-baik saja. Akhirnya aku dan Bogel pulang. Ku antar Bogel kerumahnya, dan aku melanjutkan mengendarai sepeda motorku sendiri. Di jalan, air mataku yang sedari tadi sudah menunggu di ujung mata, akhirya menetes juga. "Sesakit ini ya sayang sama orang? Sesakit ini mau buat orang yang aku sayang bahagia?" ucapku sambil terus meneteskan air mata.
Entah apa yang sedang ku alami sekarang, sepertinya aku terlalu buta oleh yang namanya cinta. Cinta yang hanya bisa menghabiskan air mataku.

     Tibalah aku di tempat kerjaku. Kubuka handphone, ternyata ada bbm masuk dari Rama "Makasih banyak ya, udah perhatian sama gue :)" . Semakin tak terbendung air mata yang menetes ini. Kubalas singkat, yang sebenarnya mengisyaratkan aku sedang tidak baik-baik saja "iya :)" . Rama membalas lagi dengan emoticon yang tak pernah kuduga, dan tak pernah dikirimkannya kepadaku sebelumnya. Emot apa itu? Bukan, bukan emot bintang titik dua ini :* bukan, atau ini </3 bukan juga. Tapi ini ({}), tau kan emot apa itu? Yap! Big hug! Entah apa maksudnya, mungkin hanya sebatas tanda terimakasih atas usahaku yang tak seberapa itu. Semakin kencang saja tangisanku, entah apa maunya hatiku. Malah detakannya semakin tak menentu. Kubalas nya dengan emot tears seperti ini :') yang menandakan aku tidak baik-baik saja saat ini. Dan itu hanya di read saja oleh Rama.
Baiklaaaaaaaaaaaaaah, seperti yang sudah kuduga sebelumnya. "Apa yang akan terjadi esok? Ah sudahlah, jangan terlalu banyak berharap, yum. Dia tersenyum saja, sudah lebih dari cukup, bukan?" tulisku di timeline twitter kemarin malam. Benar saja, itu yang terjadi hari ini.
Mungkin aku terlalu bodoh jika mengharapkan yang lebih dari ini. Ya, dia tersenyum saja sudah lebih dari cukup. Tapi Tuhan tidak pernah tidur. Aku yakin, tidak akan ada usaha yang sia-sia. Jika memang Rama bukan jodohku, pasti Tuhan telah menyiapkan yang terbaik untukku nanti :)
Cukup sekian dan babaaaaayyyyy :*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar